Mata Kuliah Paling Ngangenin
Ujian
Tengah Semester, itu baru saja kita lalui. Nilai-nilai dari tiap mata kuliah
yang diuji pun sudah menampakkan hasilnya. Yah, seperti biasa ada yang
memuaskan dan ada yang bikin meringis gigit jari. Tepatnya nilai-nilai semester
kali ini lebih bervariasi dari segi bentuk maupun kualitasnya. Gak seperti
semester kemarin yang rata-rata nilanya sama bersih tanpa ada telalu banyak
cacat. Makanya banyak yang dapat IP 3.
Anjing
menggonggong khafilah berlalu (maksudnya “Mampus sana”), toh masih ada
Ujian Akhir Semester. Bisa dibilang masih ada kesempatan untuk memperbaiki.
Walaupun itu mungkin agak berat untuk seraya kembali pada keadaan normal bisa
terus fokus sama semua mata kuliah. Karena ritualnya, setiap habis UTS akan ada
sesuatu yang besar muncul. Sesuatu yang melibatkan semua pihak, dari mulai
pacar, omah, kakak, adik, serta juru tulis presiden semua akan merasakan
kesengsaraan malam-malam penuh dengan Kopi Aceh, Cappucino, dan Air putih.
Malam-malam yang akan membuat semua mata tertuju pada selembar ketas A4 dengan
border kiri 4 cm, atas bawah dan kanan 3 cm. Satu SKS yang bakalan merubah
hidup punggawa Sipil yaitu PRAKTIKUM.
Seperti praktikum-praktikum sebelumnya, praktikum
kali ini juga sama seperti praktikum sebelumnya. Yah.. sama seperti praktikum
yang sebelumnya disebut praktikum juga.
Cuma kali ini namanya bukan praktikum
Fisika atau IUT(Ilmu Ukur tanah), melainkan praktikum Mekanika Tanah. Praktikum
mengenai bagaimana menganalisa tanah-tanah yang ada dilapangan dan bagaimana
menghitung semua yang berhubungan dengan tanah seperti kepadatannya, kadar air,
berat jenis, tekstur, dan jenis tanah. Dan untuk praktikum kali ini kita
memiliki 9 modul materi pembahasan. Yaitu pengujian dengan menggunakan alat
Sondir, DCP, Hand bor, Sand Cone, menghitung kadar air tanah, batas plastis,
batas cair, berat jenis, dan Compaction.
Untuk
pengujian Sondir, Sand Cone, Hand Bor dan DCP kita lakukan di lapangan atau
lebih tepatnya kita lakukan di halaman belakang M Radio. Awalnya sempat
terpikir, kenapa kita praktikumnya di M Radio? Apa kita mau siaran? Sempat agak
Geer juga kalau kita mau di jadi’in bintang tamu di M Radio. Tapi ternyata
bukan, kita praktikum disana karena cuma di M Radio yang punya halaman
belakangnya berupa tanah sepetak yang tak telalu besar tapi cukup untuk menampung
kami sebagai praktikan. Miris juga melihat lokasi praktikum kita yang kurang
efektif untuk melakukan praktikum. Dari sekian banyak lahan yang ada di
Universitas, hanya disinilah yang (paling banyak) daerah resapan airnya,
sisanya sudah rata dengan areal parkir dan gedung. Ya mau gimana lagi, hanya
itu yang bisa di jamah, jadi kita ikuti saja apa kata Ryan D’Massiv, “ Syukuri
apa yang ada.... hidup bukan salah Ibu mengandung....” #loh
Dan untuk sisanya seperti uji Berat jenis, Kadar air,
Batas plastis, Batas cair dan Compaction kita lakukan di Laboratorium Teknik. Lebih
menyenangkan dibanding waktu dilapangan, karena kali ini kita berada di dalam
ruangan bukan diluar lagi. Jadi gak panas-panasan lagi. Layaknya kita di
jebloskan ke rumah Eskimo setelah untuk beberapa saat kita di paksa kerja rodi
di tengah padang gurun Sahara oleh para kompeni-kompeni Belanda. UWOOOOOOUH!!
Akhirnya bisa nyanyi, “Angin.. Bawalah.. Jiwaku melayang.. Angin.. Bawalah..
Jiwaku melayang.. Ayo semua!”
...
Sebenarnya
praktikum yang kita lakukan itu gak seberat yang anda bayangkan. Praktikum yang
kita lakukan itu asyik, seru, dan penuh wawasan. Bisa dibilang seperti kembali
ke masa Taman Kanak-kanak yang kalau tiap sore main bola tanah sama
teman-teman, terus main masak-masakan memakai bahan baku tanah sebagai
pengganti beras, dan buat lubang di tanah terus diisi air biar jadi kolam
renang. Kemudian diawasi sama Mama supaya tidak ada kesalahan teknis
kalau-kalau nantinya main masak-masakannya jadi makan tanah beneran. Seperti itulah
praktikum ini yang didalamnya kita berkecimpung dengan segala bentuk tanah
yang kemudian kita olah tanah tersebut
dan diawasi oleh sang Asdos (Asisten Dosen).
Waktu pelaksanaan praktikum yaitu 4 hari. Dari hari
jumat sampai hari senin. Hari-hari yang harusnya jadi tempat untuk ngerefresh
otak dari dunia perkuliahan. Tapi it’s ok kalau ini yang harus kami jalankan
sebagai seorang Engineer. Kita siap merelakan waktu santai yang tak seberapa
itu demi seonggok ilmu yang kelak akan membawa kami ke masa yang penuh rasi
bintang paling manis.
Praktikum yang kita lakukan berjalan dengan sukses,
meskipun ada sedikit beberapa kesalahan di lapangan. Tapi semua itu bisa
terselesaikan dengan baik dengan arahan dan ajaran dari ketiga Asdos kita yang
kece-kece yaitu Abangda Ikhwan, Abangda Hermi dan Abangda Gunawan plus satu relawan Asdos yang namanya mirip
pemain Real Madrid yaitu Xavi Alponso (Alphonso Dehan Lubis). Mereka lah yang
membimbing kami selama praktikum.
....
Hari-hari sebagai praktikan berakhir di Senin sore.
Dan fase selanjutnya adalah kita akan menjadi seorang pelapor. Jadi seluruh
pengujian yang kita telah lakukan pada saat praktikum akan kita konversikan ke
bentuk yang lebih tersistematis yaitu laporan. Disinilah klimaks dari semua
rangkaian praktikum yang kita jalani dimulai : Menulis Laporan. Data-data yang
telah kita kumpulkan akan kita persiapkan dan akan dianalisa. Kemudian analisa
yang sudah kita tulis menjadi laporan selanjutannya akan di asistensikan ke
Asdos-asdos yang berwenang menangani materi dari tiap modul percobaan.
Batas pengumpulan laporan yaitu satu minggu setelah
praktikum. Waktu yang bisa dibilang cukup singkat karena bukan hanya laporan
yang harus dikerjakan, tapi masih ada lagi mata kuliah lain yang memiliki
perannya masing-masing. Jadi disini kita dituntut untuk benar-benar bisa
membagi waktu antara laporan dengan kegiatan lain. Sempat terbayang juga, orang
kayak Einsten pun bisa botak plontos kalau di deadline harus siap tepat waktu
dengan 9 modul yang dikerjakan dengan tulis tangan. Anak-anak salah gaul yang
ada di Dahsyat pun gak akan bisa ngelambai
“LALALA YEYEYE” lagi ke kamera, soalnya jari-jarinya udah rontok
keriting gara-gara kebanyakan nulis laporan. Hehe...
Dan itulah kenapa kita disebut sebagai mahkluk pintar
dan mahkluk sosial. Tak mungkin sebodoh itu manusia melakukan segala sesuatunya
sendirian. Mereka akan berpikir bagaimana caranya bisa mempersingkat kerjaan
namun tanpa menguras tenaga extra. Minta bantuan orang lain is the great way.
Yah, yang punya (pacar), adik, kakak, omah, dan jurtul presiden bisa anda
manfaatkan sebagai alternatif penulis cadangan anda. Dengan memberi upah
sedikit sebagai hasil bantuan dapat meningkatkan kinerja anda dan si pembantu
untuk menyelesaikan kerjaan dengan cepat. Contoh : Adik atau Kakak = dibeli’in
ice cream atau coklat atau uang jajan sisipan lebih ; Omah = bayar kos tepat
waktu atau dibawain oleh-oleh kalau habis pulang kampung ; Jurtul Presiden =
buat rekomendasi ke Presiden supaya Jurtulnya naik pangkat jadi Jubir ( Juru
Bicara) Presiden atau mendukung kenaikan harga BBM supaya si Jurtul gak
repot-repot buatin naskah pidato buat Presiden ; Pacar = buat janji candle light dinner di tempat romantis
atau beri selingkuhan baru biar si doi gak bosen ngeliat muka kamu [tidak berlaku untuk ‘Single’].
Memang dari serangkai solusi yang ada, beban moral
hanya berlaku untuk sang Single. Bagi mereka, meminta bantuan kepada orang lain
itu bukan menjadi hal yang bisa menyelesaikan semua masalah. Karena si pembantu
hanya menerima instruksi untuk menulis laporan yang sudah ada, bukan menghitung
dan menganalisa data-data yang tertera di lembar laporan. Jadi sewaktu-waktu
terjadi kesalahan, si peminta bantuan alih-alih ujung-ujungnya toh pasti minta
penyelesaian ke orang yang benar-benar mengerjakannya dari awal. Meminta
jawaban yang benar dari analisa yang sudah diasistensikan sebelumnya. Jadi
meskipun ada orang yang bisa membantumu, tetapi alangkah lebih baik kamu bisa
membantu dirimu sendiri keluar dari masalah tanpa harus tergantung orang lain.
Jangan cepat menerima tawaran bantuan jika kamu merasa masih sanggup untuk
menyelesaikannya.
.....
Dalam
seminggu kami berlapor ria. Pindah sana pindah sini. Sesi inap-menginap menjadi
sarana wajib dalam penulisan laporan. Sedia kopi, sedia capucinno, sedia air
putih, dan sedia gorengan juga menjadi minuman dan makanan wajib pelengkap
kawan laporan. Tidur susun gembung adalah hal biasa yang terjadi di malam-malam
kesengsaran paling indah. Perang rebut bantal, tembakan bius mematikan dari
dubur, serta berenang mengarungi air liur yang berserakan di setiap sudut kamar
juga merupakan hal yang tak bisa terelakkan lagi di malam-malam kesengsaraan
itu. Sungguh tragis memang. Bisa dirasakan sendiri, tiba-tiba kamu terbangun
gara-gara kehujanan di dalam kamar. Awalnya kamu mengira gentengnya bocor, lalu
saat diraba ternyata teman kamu sudah mangap disamping kamu dengan debit Daerah
Aliran Liur (DAL) kini sudah meluap membasahi dirimu. Nasib-nasib.. Kalau gak
mikir dia teman, pasti udah kita tempatkan dia di waduk terdekat.
......
Seminggu
mengerjakan laporan, tapi masih sedikit yang terasistensi. Ngenesnya, sampai
hari yang ditentukan masih belum ada yang ACC. Situasi gawat mengingat banyak
dari anak-anak semester atas yang pada mengulang praktikum ini karena banyak
yang gak asistensi. Oh godness... mungkinkah ada secercak toleransi waktu yang
bisa diperoleh? May that will a star fall belong to us and then we make it a
wish? #TRIIINGGGGGGGGG
It wished. Yak, benar-benar beruntung kita tinggal di
Indonesia. Negara beriklim tropis dengan orang-orang didalamnya yang
ramah-ramah. Alhasil kita mendapatkan tenggang waktu sampai 2 hari untuk
menyelesaikan semuanya. Untung Asdos-asdosnya baik-baik dan pengertian.
Hahahaha.... dan kesempatan itu tak kami sia-siakan. Satu per satu laporan
terasistensi dan langsung cap 3 huruf : ACC!!!. Dan kini semua terselesaikan.
Hanya tinggal mengumpul laporan untuk dimintai tanda tangan sebagai laporan
yang sah lalu membuat modul ketikan untuk kelompok. Alangkah bahagianya. Dengan begini 4 SKS mata
kuliah yang paling kami senangi bisa dimainkan.
LET’S GO
FUTSAL EVERYBODY!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar