Free Fire Pointer Blue Cursors at www.totallyfreecursors.com
CIVB10

Senin, 26 Maret 2012

DIBALIK ITU SEMUA
Berbicara soal firasat, terkadang kejadian-kejadian yang kita alami ternyata sudah memiliki pertanda-pertanda yang sebelumnya sangat jelas kita rasakan namun kita tidak sadar dan faham apa maksud dari sebuah pertanda tersebut. Hanya pada saat setelah terjadi, kita baru bisa menyadari bahwa pertanda tersebut adalah sebagai tolak ukur kita untuk selanjutnya melakukan hal yang lebih baik dan bisa terencana dengan matang. Dan oleh sebab itu, alangkah baiknya kita tidak sembrono dan terlalu teledor dalam melakukan segala aktifitas yang biasanya menyangkut keselamatan diri sendiri.

Go to topic...

Sabtu tanggal 17 Maret 2012, hari yang telah ditunggu-tunggu para warga B. Hari dimana semua ingin mendapatkan penyegaran sejenak guna melepas kejenuhan selama menghadapi perkuliahan. Dengan tema berlibur menuju ke suatu tempat melewati rumah Gyarno, rumah Chandra dan rumah uweknya Waklek yaitu BUKIT LAWANG. Rencana yang digagas oleh Dimas ini akhirnya terlaksa juga walaupun si penggagas malah gak ikut. Yah maklum lah, Dimas kan orang dengan ciri terbalik. “Siang adalah Malam dan Malam adalah Siang” (peace mas haha)
Pagi itu semua anak-anak B yang ikut berlibur di intruksikan untuk berkumpul di check point awal yaitu rumah Gyar. Yang tiba pertama di rumah Gyarno pastinya gak lain dan gak bukan, orang pelosok yang rumahnya ngelewati jembatan berhantu, Hartawan Chandra NST. Kemudian datang rombongan daerah TEMBUNG City yaitu Imam dengan belahan hatinya yaitu Rika beserta kampret-kampretnya yang ngikut dibelakang yaitu Ali, Kholik, dan Widia. Tak lama kemudian, rombongan lintas Binjai Tandem pun hadir, yaitu Sinco dengan manusia Single seumur hidup, Ferry. Dan tinggal menunggu rombongan Marryland, Seigoat, dan Fishing yaitu Waklek, Ade, Fikri dan Febri (sorry fik daerahmu gak dibuat, rumahmu daerah mana?)
Setelah semua berkumpul, perjalanan belum langsung dilakukan. Masih nunggu ayam ungkepan dari mama Gyar yang nantinya ingin dibakar pas di Bukit Lawang. Disamping menunggu ayamnya matang, kawan-kawan seraya melakukan kesibukan sendiri. Ada yang main billiard, ada yang baru sarapan, ada yang cipika-cipiki, dan ada juga yang beres-beresin barang bawaan. Sungguh permulaan yang bahagia sebelum berangkat.
Ayam pun selesai dimasak, dan dengan segera para punggawa bergegas berkemas untuk berangkat. Kawan-kawan pun mulai masuk ke mobil. Perjalanan dimulai dengan menggunakan 3 mobil. Mobil pertama diisi oleh Sinco sebagai supir, Fikri sebagai kondektur, Waklek dan Kholik. Mobil kedua diisi oleh Imam sebagai supir, Rika sebagai cewek Imam, Ferry dan Ali. Dan mobil ketiga diisi Gyar sebagai supir, Nurul sebagai cewek Gyar, Chandra yang katanya sahabat Gyar, Widia yang katanya jadian sama Dimas, Ade dan Febri. Bener-bener keren dah skema formasi perjalanannya, Inova hitam – Ford merah – Inova silver. Di perjalanan, masing-masing didalam mobil punya kegiatannya sendiri. Inova hitam mengadakan permainan DAM, Inova silver pada foto-foto, dan Ford merah biasa-biasa aja. Asyik dah pokoknya.
Separuh perjalanan sudah dilewati. Mobil-mobil selaras beriring seperti mau piknik. Kegembiraan perjalanan semakin terasa di setiap tikungan dan jalan lurus. Terlihat hamparan pohon sawit yang setia menemani disela-sela perjalanan (asli sawit melulu yang ditengok) dan padang gersang yang ditengahnya tumbuh bibit-bibit sawit yang masih labil-labil. Tak segan, mobil-mobil sport tanggung ini pun memacu kecepatannya agar segera merasakan udara Bukit Lawang. Salip menyalip layaknya pembalan Formula 1 tak terelakkan. Tiap tikungan dan jalan lurus bagai sirkuit. Sampai akhirnya di jalan lurus panjang, Ford merah yang dikendarai Imam memotong Inova silver milik Gyarno. Kemudian Imam mencoba menyusul Sinco yang ada didepan dengan kecepatan tinggi meskipun kala itu Sinco pun berada pada kecepatan tinggi pula. Dengan seketika kompetisi adu cepat pun terjadi. Beberapa detik keduanya tak mau saling mengalah. Hingga akhirnya terlihat mulai ada tikungan, Waklek menyuruh Sinco untuk mengalah. Tersalip lah Inova hitam. Dan kira-kira jarak mulai jauh sekitar dua tiang dari mobil Sinco, hal yang tidak di inginkan terjadi. Mobil Imam tiba-tiba oleng. Semuanya tercengang kala itu. Dan akhirnya... BAAAAMMMMMMMMMMM!!!!!! Film Action China sekilas jadi tontonan paling tak disangka-sangka. Mobil imam menabrak pinggiran parit jalan dan kemudian terguling-guling (di bolak-balik). “Allahuakbar” benar-benar bikin sontak semuanya tegang. Pikiran sudah entah kemana. Harapan hanya ditujukan untuk keselamatan mereka yang didalam. Pokoknya hard to say lah. Kacau!
Kepanikan dimana-dimana. Semua bergegas untuk membantu. Tanpa pikir panjang, kawan-kawan mencoba mengeluarkan orang-orang yang ada didalam. Dan beruntung, Ali berhasil keluar dan membantu Rika keluar. Kemudian Imam juga keluar. Alhamdulillah sekali mereka masih hidup dan tak cedera berat. Kecemasan sedikit agak sirna melihat mereka masih bisa berjalan meskipun dalam kondisi sulit ini disempatkan Widia untuk pingsan. Benar-benar bikin shock semua. Dan segera mereka dibawa oleh Sinco ke klinik untuk mendapatkan perawatan.
Di TKP, kawan-kawan yang lain mencoba mengurusi bangkai mobil yang tinggal nama. Mobil Ford merah Imam benar-benar rusak parah. As roda depannya patah, bumpernya lepas, kaca pecah semua, dan muka Ade remuk-remuk, eh sorry maksudnya body mobilnya yang remuk-remuk. Tak akan ada yang menduga kecelakaan hebat ini tanpa memakan korban jiwa. Kawan-kawan juga sempat bingung mau di apakan mobil ini, ditambah lagi warga yang lewat semakin ramai datang. Hanya saran dari warga untuk cepat buat kami segera membawa mobil ini pergi sebelum polisi datang. Namun, orang yang tak diinginkan itu pun datang. Polisi dengan tampang habis main judi datang ke lokasi dan menanyakan berbagai pertanyaan kepada kami. Seakan sengaja ingin menyudutkan kami dengan pertanyaannya. Tapi sorry, kami MAHASISWA bro.. aparat macam kau mah mana ada apa-apanya. Dan akhirnya dia pun pergi. FUCK OFF
Tak mampu mencari pertolongan apapun. Kawan-kawan memutuskan untuk mejaga mobil Imam di TKP. Ada Waklek, Fikri, Ade, Febri, dan Kholik yang menunggu di lokasi. Dan sisanya, Gyar, Nurul, Ferry dan Chandra bergerak melihat kondisi mereka di klinik sekaligus membicarakan masalah mobil Imam. Di dalam perjalanan menuju klinik tempat Ali, Imam dan Rika dirawat, Gyar sibuk membahas firasat yang akan terjadi. Bolak-balik dia bercerita soal Imam yang gak mau bawa mobil, terus soal dia lupa memperingati Sinco agar gak ngebut-ngebut. Dia merasa bersalah dan kecewa dengan apa yang sudah terjadi. Karena yang dia bayangkan adalah kalau dia sekarang sudah ada didalam air, mandi-mandi dan bakar ayam. Selain itu, didalam mobil juga membahas kenapa Ferry begitu beruntung bisa pindah ke mobil Sinco. Benar-benar aneh! Mungkin Ferry bisa seberuntung itu karena dia itu Single (Apa Hubungannya Coba?)

Flashback...
                Sebelum kita berangkat, ada niat dari Imam yang gak mau bawa mobil dan ingin nebeng dengan Gyar. Gyar pun menyetujuinya, dan langsung memindahkan barang bawaan Imam. Namun karena merasa gak afdol jika cuma membawa dua mobil, akhirnya keputusan Imam untuk tidak membawa mobil pun dibatalkan. Dan sebelum perjalanan panjang dimulai, kita sempatkan untuk mengisi bahan bakar di SPBU yang tak jauh dari rumah Gyar. Disana kita juga sempatkan membeli kunyah-kunyah untuk dimakan dalam perjalanan. Nah, disitu lah Ferry memutuskan untuk pindah tumpangan karena diajak Waklek.
               
                 Setibanya di klinik, terlihat Widia yang sedang duduk didepan dengan wajahnya penuh air mata dan masih shock. Kemudian, Imam dan Ali keluar dari ruang perawatan. Senyum dan tertawa, itulah ekspresi yang mereka tunjukkan setelah keluar dari ruang perawatan. Orang udah pada khawatir, eh dia malah cengengesan. Untunglah mereka cuma luka ringan. Lalu, kami langsung membicarakan mobil Imam. Imam sebelumnya juga sudah menghubungi ayahnya dan sudah menuju ke lokasi. Kita berinisiatif supaya mobil Imam bisa dipindahkan dari TKP agar tak mengganggu dan jadi masalah lain dijalan. Akhirnya diputuskan mencari mobil derek atau semacamnya untuk mengangkut mobil Imam. Keputusan ini langsung dilaksanankan. Gyar, Chandra dan Ferry bergegas mencari mobil derek. Muncul ide dari Chandra untuk mencari bantuan ke saudaranya yang ada di daerah Bahorok. Hingga akhirnya dapatlah mobil itu. Tapi sayang, mobil untuk mengangkut itu tak bisa difungsikan karena bak belakangnya yang tak muat dan tak bisa untuk menarik mobil Imam. Apa boleh buat, terpaksa gak jadi.
                Sudah semampu kita berusaha mencari bantuan, akhirnya mentok ujung-ujungnya nungguin Imam dan bosnya datang. Lapar, haus, penat, capek, dan bosan yang ada dibenak kita pada saat di TKP. Semuanya berkumpul disana kecuali Imam dan Rika yang masih di klinik. Harapan kita cuma agar ayahnya segera datang ke lokasi kecelakaan dan menyelesaikan ini semua. Hampir 2 jam juga kita nungguin keluarga Imam. Bener-bener ngebosenin, apalagi ngeliat wajah teman-teman yang udah pada macam knalpot belah. SUNTUK BEROH... Dan sampai saat itu tiba, sekelompok anak dayak yang bolak-balik mamerin motornya kayak becak kurang service bikin tambah kamseupay pemandangan. Kalo bisa digigit, kita suruh noh Ade buat ngegigit tu motor sialan. Kalo gak bisa juga, dibantuin dah sama Widi. Hahahaha... (damai de, damai wid)
                Setelah gak sabar menunggu, akhirnya Imam dan keluarga pun datang. Awalnya kita udah berpikir kalau ayah Imam bakalan marah, tapi eh sama aja kayak anaknya, malah cengengesan si ayah.
                “gak apa-apa kan kalian?”
                “gak kok om”
                “udah makan kalian?”
                “emmmm.. oh oh udah om, udah” 
*mangap cengap ngangak ngeliat satu sama lain* (hasseeekk.. makan lagi)
                “nah ini, beli sate kalian sana”
                “ udah om, udah”
*ngelus-ngelus perut* (haseeekk.. sate)

                Sumpah, ini siapa yang kena musibah siapa yang ulang tahun sih? Enak banget ditraktir makan. Disamping menunggu Imam yang disuruh beli makanan sama bosnya, si Kholik dengan sikap wibawa menempatkan posisinya diantara bapak-bapak dan menjelaskan kronologis kejadian. Inilah sosok asli Kholik yang sebenarnya (senior join senior). Dan begini lah keadaan, akhirnya jadi aman dan terkendali. Alhamdulillah...
                Setelah makan, kita berencana untuk melanjutkan perjalanan. Karena udah gak mungkin lagi kembali ke rumah, nanti yang ada malah diusir dan gak boleh kemana-mana lagi. Dan kita minta izin kepada Imam untuk melanjutkan perjalanan tanpa dia. Sebenarnya berat meninggalkan kawan, tapi sebagai kawan yang saling menghargai dan mengerti satu sama lain, Imam merelakan dan mengizinkan kami melanjutkan liburan. Berat banget emang bahkan lebih berat dari badannya Gyar, dan akhirnya kami pergi menuju Bukit Lawang tanpa Imam. Sorry mam but thank you so much...
                Perjalanan tanpa Imam bak Chandra tanpa Febri, tak saling melengkapi (APANYA?). Namun dengan begini kita semakin waspada dan berhati-hati dalam perjalanan. Padahal hanya sekitar 15 menit lagi kita bakalan sampai di Bukit Lawang. Tapi hanya karena sekitar 15 menit itu lah menjadi 15 menit paling prusial yang menyangkut nyawa seseorang. Sungguh pengalaman yang luar biasa dan gak akan pernah terlupakan sampai kapanpun. Kalau jumpa sutradara film action, kita tawari lah Imam jadi pemeran utamanya. Salut...
               
#sing Cherrybelle - Beautifull
               
                15 menit di perjalanan dari tempat persinggahan terakhir Imam, akhirnya tiba juga di gerbang karcis Bukit Lawang. Serasa tak menyangka kalau hari itu adalah hari terpanjang yang dialami oleh punggawa-punggawa kelas B. Sengaja dilupakan sejenak kejadian yang dialami agar tidak terjadi trauma nanti setibanya di tempat rekreasi. Yah karena sudah sampai, alangkah baiknya kita tidak menyia-nyiakan waktu lagi untuk melepas semua jenuh yang ada. Welcome to Bukit Lawang!
                Tanpa berpikri lama-lama dan tanpa tunggu-tunggu, semuanya langsung turun kebawah untuk melihat aliran sungai. Akhirnya kesampaian juga menghirup aroma Bukit Lawang. Dan langsung seorang guide menawarkan lapak untuk kami. Letakkan semua barang-barang, buka baju, dan BYUUUUURRRRR.....
 Waklek buka calak duluan. Lanjut yang lain menyusul dan mempersiapkan panggangan serta bara untuk membakar ayam yang sudah dinanti. Momen yang menyenangkan setelah apa yang semua terjadi dibalik itu. Banyak gurauan, canda dan tawa didalam sungai. Semua lepas bermain air dan menikmati pemandangan. 

Benar-benar menghilangkan stress saudara-saudara. Ditambah lagi tingkah konyol dari Fikri dan Ade yang gak tahan air dingin, Waklek yang macam anak sungai gak pernah main air, Dua sejoli tompel yang bersatu, dan aksi Gyar memancing ikan duyung. Hahahaha... sadap dah pokoknya! SEKIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
ini adalah blog sebagai forum para member di kelas sipil B untuk menyalurkan semua ide dan kreatifitasnya. tidak hanya itu, semua hal yang bersangkutan mengenai teknik sipil dapat kita bahas dan kita pelajari bersama melalui media ini.