Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh...
Yang saya hormati, Bapak kepala suku
tertua dikelas. Yang saya hormati, Ketua Panitia agenda tahunan kelas. Dan yang
saya sayangi teman-teman @civil_B10 sekalian. Disini, lewat perantara kata
sambutan ini, saya yang berinisial Cesc Ferry Lionel Perdana Alehandro Susanto
selaku jabatan tertinggi diantara jomblo-jomblo yaitu Single seumur hidup,
mewakili seluruh kerabat kerja yang bertugas untuk sekiranya meminta maaf yang
sekecil-kecilnya kepada sang Kholik dan Yang Maha Eka atas ketidakhadiran kami
pada acara puncak Sipil B ’10 yang sudah direncanakan sejak awal. Kami turut
menyesal tidak bisa menghadiri agenda yang menarik tersebut dikarenakan keadaan
yang tanpa diduga memaksa kami untuk mengurungkan niat untuk pergi bersama
kalian. Jadi, diharapkan untuk para dewan yang bersangkutan agar bisa
memakluminya. Terima kasih...
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh...
***
Manusia adalah makhluk sosial.
Makhluk yang diciptakan untuk selalu berdampingan satu sama lainnya tanpa harus
menghakimi suatu perbedaan. Meskipun sifat dari suatu individu itu
berbeda-beda, tetapi tak berarti perbedaan itu memecahkan suatu kesatuan yang
sudah utuh. Malah akan menjadi tolak ukur kita agar bisa saling menghargai
persepsi dan keputusan orang lain.
Kata orang “perbedaan itu indah”, indah pada saatnya
dan indah pada saat nyayi lagu Hipnotis. Keindahan yang tercipta akibat keadaan
yang tak terduga dan tak memungkinkan untuk dijamah, sehingga hanya yang
merasakanlah yang mengerti apa itu arti solidaritas sesungguhnya. It was not all about what you said, but it’s
about your feel and action!
CIBIO CAMP 2012 at
SIBOLANGIT
Tepat tanggal 12 Juni 2012, CIBIO
CAMP menuju Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit digelar. Dengan agenda tujuan
utama ialah menapaki jejak bebatuan dilembah air terjun dua warna. Acara yang
sempat di delay dan hampir gagal ini hanya dihadiri oleh 4 orang manusia yaitu
Ketua suku kita, bang Kholik ; Ketua panitia kita, bang Eka ; Sekretaris kulit
eksotis kita, bang Sayyed ; dan Bendahara alergi dingin kita, bang Sinco. Acara
yang akhirnya terlaksana tanpa hasutan dan provokasi oleh seorang jomblo
berparas sengkrak beserta badak sumatera yang masih direhabilitasi cintanya.
Siapa
ya?? @sengkraknyamanesih @BadakmBerganda #TanyaPetuahGunungBromo
Awal kisah, semua dewan berkumpul di pos pertama
yaitu kos pulpy orange. Kemudian mereka dengan sigap mempersiapkan segala
perlengkapan yang alakadarnya. Dan tanpa basa-basi yang terlalu lama, mereka
langsung gerak ke TATP (Tempat Akan Terjadi Perkara).
Perjalanan mereka yang
mengasyikan ini difasilitasi dengan mobil racing no 74 tujuan pinang baris, dan
disambung menaiki mobil limosin berkekuatan 100 tenaga Sayyed dengan kondisi
full-full AC tujuan Sibolangit. Waktu yang hanya kurang lebih 1,5 jam ini
sangat mereka nikmati dengan suka cita dalam perjalanan. Tak terasa kalau
rencana yang sempat batal ini akhirnya bisa terjejaki sesaat tiba di gapura
“Selamat Datang di Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit”.
Penderitaan mereka baru saja
dimulai. Karena sebelum mereka bisa menikmati indahnya air terjun, mereka harus
bejalan kaki kira-kira setengah jam untuk sampai ke pos regristrasi. Dan
perjalanan setapak demi setapak pun mereka jejaki hingga tiba ketujuan. Dingin,
lelah, sengok, perasaan yang wajib mereka rasakan di sepanjang jalan. Terlihat bang
Eka yang bermandi keringat kelelahan menjadi salam selamat datang sebelum tiba
dilokasi utama. Namun itu tak menyulutkan api semangat mereka untuk tetap terus
berjalan sampai ke tempat utama. Perjalanan dengan kaki itu tak terasa begitu
berat karena mereka selalu ditemani dan dimanjakan oleh pemandangan nan indah
di sepanjang semak-semak belukar beserta pepohonan hijau. Berbaur dengan alam
memang hal yang paling menyenangkan meskipun harus lelah.
Setengah jam pun mereka lalui dan
tiba juga di pos. Lobby-lobby registrasi dilakukan. Dan setelah itu masuklah
mereka ke area utama tanpa ada kesulitan. Survey-survey lokasi tempat yang
cocok untuk mendirikan tenda menjadi kegiatan berikutnya. Dan tanpa butuh waktu
lama, akhirnya mereka temukan tempat yang cocok. Ajaibnya, lokasi yang mereka
tempati tersebut sebenarnya adalah tempat paling horor. Bukan maksudnya horor
karena angker atau banyak tompel berterbangan, tapi lapak berdiri tenda mereka
ini adalah daerah bekas aliran sungai. Bayangin aja kalau sempat hujan keyboardis kerispatih datang, bisa-bisa
mereka bukan nge-camp di Sibolangit lagi tapi pindah ke Sembahe. HANYUT!
Nyali mereka diacungi jempol,
memang. Tenda pun berdiri kokoh seperti tembok Berlin. Tak ada yang bisa
menghalangi keseriusan mereka. Dan kira-kira pukul 4 sore, segala yang mereka
butuhkan untuk menghadapi malam pun sudah dipersiapkan. Bersih-bersih, memasak,
dan foto-foto dinikmati mereka ditengah hutan damai. Benar-benar damai tanpa
suara “TIPIS-TIPIS” oleh mereka yang ada dirumah. Seandainya Relator ikut,
pasti semuanya ikut. Tapi ya sudahlah, sifat orang kan berbeda-beda. #TIPIS
Malam menjelang tiba. Garam-garam pun
ditabur di sekeliling tenda. Takut ada tomcat yang datang. Dan kegelapan pun
sedikit demi sedikit menutupi penglihatan yang lain untuk memandangi Sayyed.
Segera dengan lihai, Sayyed memasang lampu agar tak terjadi salah pandang. Obor,
api unggun dan lampu handphone mulai menerangi kesetiap sudut tenda. Malam
pertama ditengah hutan yang dingin serasa bagai mimpi di siang bolong.
AMAZING...
“AUUUUUUU.... KRIKKRIKKRIKKRIK...
NGOKNGOKNGOK... NGEHEHEHEHEHEHEH” suara-suara inilah yang terdengar disepanjang
malam. Hewan-hewan misterius seakan sedang mengawasi mereka yang berada di
dalam tenda. Suasana yang gelap gulita diluar memaksa para punggawa-punggawa
ini untuk memasang mental beton mutu 25 Mpa. Karena situasi seperti ini butuh
pengawasan ekstra, jadi mereka semua memutuskan untuk tidur saja. Istirahat
untuk melanjutkan hari esok.
#NGOK
Keesokan harinya di pagi yang sejuk, mereka segera
bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Semua peralatan untuk mendaki sudah
dipersiapkan oleh masing-masing punggawa. Eka yang selalu setia bersama
kameranya, Sinco dengan topi dan sendal Eiger barunya, Kholik yang selalu setia
dengan ketuaannya, dan si Sayyed bersama tongkat kayu dan sepatu Crocs hitamnya
(inovasi baru pakai sepatu santai buat mendaki). Keempat orang ini akan segera
berekspedisi langsung menuju Air Terjun Dua Warna.
Dalam perjalanan, antusiasme mereka
untuk segera tiba di lokasi utama sangat berkobar-kobar. Terlihat dari hentakan
kaki mereka yang tak kenal lelah mendaki dan menyusuri terjalnya topografi
tanah di hutan Sibolangit. Apalagi ditambah aksi berfoto ria di indahnya
suasana hutan menjadi pelengkap perjalanan mereka. Dengan panduan dari Kepala
suku, perjalanan semakin mudah ditelurusi. Selain berpengalaman dan yang paling
dituakan, ternyata Kholik juga sosok penuntun arah yang baik ke jalan yang
benar dan sesat. Karena kebetulan cuma dia yang paham rute perjalanan menuju
Air Terjun makanya dia dijuntuk sebagai pemandu sorak, eh pemandu ja-lan.
Namun tak lama berselang ditengah
keceriaan perjalanan mereka, tiba-tiba mereka dikagetkan oleh suara gonggongan.
Gonggongan dari sekelompok kecil anjing-anjing hutan yang alay-alay sumpah.
Terlalu berlebihan menggonggong padahal masih pagi. Tak tau kenapa, mungkin ini
ibarat seorang fans yang sekian lama baru bisa ketemu idolanya langsung. Nah,
begitu juga si anjing yang baru bisa ketemu suadara-saudara sejawat mereka yang
berasal dari Medan. Alangkah mengagetkan dan menakutkan. Dan tidak bisa
dibayangkan jikalau anjing-anjing tersebut menyerang, mungkin besoknya surat
kabar Tribun bakalan menampilkan di judul headline newsnya “4 orang camping
mati digigit anjing hutan” baca halaman 3. Beuhhh...... gak eksis benget kan?
Keadaan menjadi panik dan payah
bilang. Mereka berlarian pada takut kena gigit. Lucunya lagi, tiba-tiba si
Sayyed merubah pigmen kulitnya dengan spontan setelah melihat anjing-anjing
tersebut. Yang lain hanya bisa terengah dan takjub dengan transformasi yang
dilakukan si Sayyed. Dan bisa kita simpulkan, itulah mengapa buku “The Power of
Kepepet” jadi best seller dipasaran. Setiap orang dalam keadaan terdesak akan
spontan menyebabkan adrenalin mereka memuncak dan dapat melakukan hal yang
diluar dugaan. Begitulah yang dialami Sayyed di situasi darurat ini, ia
langsung berkamuflase menjadi warna putih (pucat) agar terhindar dari serangan
musuh. Sungguh sungguh sungguh LUAR DALAM BIASA! Bakalan ada surat panggilan
dari kesatuan Avengers untuk Sayyed nih Hahahahaha...
Jarak pun semakin menjauh.
Sepertinya makhluk-makhluk haram tersebut sudah menghilang entah kemana. Dan
kini ketegangan sedikit demi sedikit mulai mereda. Perjalanan jadi bisa
dilanjutkan kembali tanpa ada gangguan. Walaupun masih ada yang shock dan belum
memulihkan wujudnya. Tapi semangat untuk mencapai tempat tujuan masih tetap
membara.
Pucuk di cinta ulang-alik pun tiba.
Dan tak butuh waktu yang lama ternyata untuk tiba di Air Terjun Dua Warna ini.
Semua beban, penat, lelah, dan ketegangan langsung sirna begitu saja setiba di
tempat indah tersebut. Percikan air yang jatuh dari lereng seakan menghapus
semua masalah. Dua warna air yang biru bercampur hijau sangat memanjakan mata
para punggawa-punggawa ini untuk seraya memandanginya. Bebatuan besar yang ada
dijadikan sandaran melepas lelah sejenak. Dan tak lupa, sesi dokumentasi wajib
di tempat eksotis sebagai hadiah sepulang nanti. Keindahan alam yang tak akan
terlupakan dan akan selalu melekat di memori.
****
CIBIO Camp lanjutan untuk
punggawa yang tidak ikut ke Sibolangit
Liburan, yak kata inilah yang cocok
untuk melalui hari setelah jadwal kuliah yang padat dan ujian yang membebani
kita lalui. Adalah kegiatan singkat untuk memusnahkan pikiran rumit didunia perkuliahan.
Dan liburan kali ini merupakan agenda lanjutan bagi yang tidak merasakan
indahnya Air Terjun Dua Warna. Di usung oleh mahkluk langka dari Sumatera
(Giyarno) dan didukung penuh oleh manusia jomblo merana (Ade). Dilaksanakan
langsung sehari setelah kepulangan kelompok yang barusan camping. Tepatnya hari
Jumat, 15 Juni 2012, lanjutan camping berikutnya dilokasikan ke tempat yang
berbeda. Tempat yang bisa dibilang lebih banyak penghuni, banyak anak alay, dan
banyak wahananya. Searah namun melewati sedikit, yaitu Mikie Holiday.
Untuk orang waras, jelas MikHol
bukan tempat camping melainkan tempat rekreasi keluarga. Namun berhubung yang
mengusung adalah orang sedikit waras, jadi agenda lanjutan ini kita sebut
“Camping”. Alih-alih biar bisa sedikit merasakan apa yang mereka rasakan
walaupun berbeda jauh. Tapi tetap dengan satu tujuan yaitu bersenang-senang.
Kalau di Sibolangit ngeliat air terjun yang indah, nah sedangkan disini ngeliat
banyak bidadari yang barusan selesai mandi dari air terjun. SEGER-SEGER!
Camping kali ini dimeriahkan oleh 5
orang kunyuk, yaitu Giyarno, Nurul, Chandra, Ade, dan Ferry. Dan difasilitasi
oleh mobil Kijang Inova Silver milik Giyarno. Sedikit berbeda memang dengan
anggota camping yang sebelumnya. Mereka naik mobil Racing dan Limosin,
sedangkan si kunyuk cuma Inova. Tapi tetap sama-sama asyik kok, walau hanya
terpaut antara AC alam dengan AC baterai.
Perjalanan juga dilakukan
menggunakan sistem jemput. Di awali dari rumah Giyar Nurul, lalu ke rumah Ferry,
dan diteruskan ke rumah Ade. Berbeda dengan mereka yang harus berkumpul di satu
titik, baru pergi bareng. Yah... walaupun sistemnya beda, tapi tetep asyik kok.
Kemudian dari rumah Ade langsung tembak menuju ke tempat tujuan utama.
Di perjalanan, canda dan tawa
menghiasi disetiap tapak ban mobil Giyar. Dan didalam mobil ada saja pembahasan
tentang mereka yang camping di Sibolangit.
“pasti
seru kali lah camping orang itu”, ucap Chandra
“iya,
kalo aja kakekku gak sakit, aku mau ikut orang itu”, sambung Ferry
“iya
aku juga, kalo aja aku gak di provokasi sama Amek (sebutan Ade), aku juga pasti
ikut”, balas Chandra
“loh?
Kok bawa-bawa aku kalian? Ini nih Yarnok nih yang ngajak”, sambung Ade
“eh eh eh, apa pula aku?! Kan kalian yang mau, jadi kok nyalahin aku?”, balas Giyarno
“eh eh eh, apa pula aku?! Kan kalian yang mau, jadi kok nyalahin aku?”, balas Giyarno
“.........................................”,
Nurul diem
“ALAHH,
TIPIS KALIAN!!!”, tiba-tiba Kholik nyambung
“sifat orang kan berbeda-beda bang”, jawab Ade (y)
“sifat orang kan berbeda-beda bang”, jawab Ade (y)
“
WOI, BISA DIEM GAK KLEN?!!!!! KULEMPAL BATU NANTI KLEN!”, Nurul ngamuk
Memang cukup tegang perdebatan
tersebut, tapi kemudian semua memutuskan untuk bungkam dan tak membahas soal
camping di Sibolangit (setelah Nurul ngamuk). Setengah jam diperjalanan dari
rumah Ade, rombongan memutuskan untuk berhenti mengambil kupon masuk MicHol di
rumah teman kakaknya Giyar (si kawan). Kupon ini berguna untuk diskon masuk ke
MicHol sebesar 50%. Jadi yang tadi harga tiket masuknya mahal, sekarang bisa
jadi murah.
Perjalanan dilanjutkan kembali.
Jalanan lancar dan tanpa hambatan hingga melewati Sibolangit. Di sepanjang
jalan Chandra dan Ferry terus mengawasi kalau-kalau rupanya orang Sinco, Eka,
Sayyed, Kholik bisa berpapasan dengan rombongan ini. Maksudnya agar bisa tegur
sapa di jalan. Biar kata gak sejalan, tapi tetap punya etika dan solidaritas.
Berlawan boleh, tapi tetap satu. Seperti di Bio @civil_B10 “Kompak adalah
segalanya”. Prinsip yang selalu dipegang teguh disetiap liku pertemanan.
#Sadaaap
Hingga pukul 12.00 Waktu Indonesia
Bagian Lapar. Masing-masing punggawa berorasi dalam hati menuntut hak makan
siangnya. Jadi berhentilah mereka di Hill Park untuk seraya mengisi perut di
KFC yang terdekat. Setelah itu, sebagai umat muslim yang taat, para lelaki
menyempatkan untuk Shalat Jum’at bersama di mesjid yang tak jauh dari Hill
Park. Dan selesai itu, perjalanan dilanjutkan kembali langsung ke MikHol. Jarak
dari Hill Park ke MikieHoliday sudah tak begitu jauh. Hanya kurang lebih 15
menit, para kunyuk sudah tiba di lokasi utama.
Mobil langsung diparkirkan. Dan semua bergegas masuk
ke tempat camping. Betapa cerianya para kunyuk setelah melihat penjaga kasir
tiket beserta para personil Cherrybelle yang lalu lalang didepan. Dan sirnalah
masalah camping sebelumnya di benak. Seperti namanya Mikie Holiday yang di
singkat menjadi MikHol yang artinya Mikirin Holik, sudah hilang dari pikiran
semuanya.
Wahana satu persatu mulai dijamah. Mulai dari Bumper Car yang gak menguji nyali sampai Tyrex yang bisa bikin jantung jadi copot. Semua merasa bahagia, kecuali si Ferry yang harus 3 kali bermain wahana tanpa didampingi teman yang lain. Ngenes banget! Bisa kamu bayangin sendiri, ketika kamu bersenang-senang bersama dan suatu ketika kamu harus ditinggal karena kamu gak punya pasangan. Terpaksa aja kamu harus ketawa, teriak, histeris mirip orang bego sendirian. NYESEK...
Wahana satu persatu mulai dijamah. Mulai dari Bumper Car yang gak menguji nyali sampai Tyrex yang bisa bikin jantung jadi copot. Semua merasa bahagia, kecuali si Ferry yang harus 3 kali bermain wahana tanpa didampingi teman yang lain. Ngenes banget! Bisa kamu bayangin sendiri, ketika kamu bersenang-senang bersama dan suatu ketika kamu harus ditinggal karena kamu gak punya pasangan. Terpaksa aja kamu harus ketawa, teriak, histeris mirip orang bego sendirian. NYESEK...
Hingga waktu menunjukkan pukul 16.00
WIB, para rombongan camping memutuskan untuk say goodbye dari tempat ini. Penat
kini musnah serta badan dan pikiran menjadi rileks kembali. Namun sebelum
perjalanan ini diakhiri, Giyar dan kawan-kawan merencanakan untuk singgah
sebentar makan jagung. Lalu setelah itu, lanjut turun ke Sembahe untuk sekedar
mandi di sungai. Dengan demikian lengkaplah rekreasi bertajuk “Camping” ini
digelar. Semoga selanjutnya rencana berlibur yang terusung dari kawan-kawan
bisa dijamah bersama-sama tanpa ada paradigma kolot.
SEKIAN...
NB : Bhineka Tunggal Ika,
Berbeda-beda Tapi Tetap Satu Jua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar