Free Fire Pointer Blue Cursors at www.totallyfreecursors.com
CIVB10

Senin, 27 Februari 2012

Kata orang bijak “kegagalan merupakan suatu keberhasilan yang tertunda”. Karena kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan adanya kegagalan atau kekalahan, membuat kita semakin mengerti arti dari suatu perjuangan. Butuh latihan yang keras dan rasa optimis yang kuat. Dengan begitu akan muncul tekad untuk mewujudkan sebuah kemenangan yang bisa mempertemukan si Marwan dengan Mawar cuma hanya dengan modal update status di twitter. Serta memenangkan hati si Mawar untuk memaafkan si Marwan. (ini kenapa lari ke marwan?)

#sing  Bunga terakhir...

Dan ngomong-ngomong soal terakhir. Kali ini topik yang akan dipost ke beranda adalah mengenai detik-detik terakhir sebelum dan sesudah mengalami yang namanya KALAH (sorry kalo kata “kalah” di capslock dan di bold).
Alkisah berawal dari diselenggarakannya sebuah ajang oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas teknik UMSU yang disebut Teknik Cup. Teknik Cup ialah kompetisi olahraga yang diadakan khusus untuk para mahasiswa teknik dengan tujuan untuk mempererat solidaritas antar mahasiswa teknik UMSU. Dalam kompetisi ini terdiri dari 4 cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu Futsal, 3 on 3 Basket, Tenis Meja, dan Catur. Dan kompetisi ini wajib diikuti oleh semua kelas di tiap-tiap jurusan di fakultas teknik. Jadi singkatnya, kelas-kelas di jurusan Sipil, Mesin, dan Elektro akan saling gempur dalam pertandingan tanpa pandang-pandangan.
Lanjut cerita, Rabu tanggal 22 februari 2012 adalah hari pertama terselenggaranya Teknik Cup yang juga untuk pertama kalinya diikuti oleh kelas Sipil B ’10. Semua persiapan telah dilakukan, mulai dari ngumpulin anggota, ngikutin Opening Ceremony, serta sibuk ngurusin KHS yang dari kemarin gak muncul-muncul. Sungguh hari yang benar-benar ditunggu bagi seluruh punggawa kelas untuk menunjukkan kebolehannya. Dan sangat telihat sekali antusiasme dari para peserta yang turut ikut dalam ajang ini. Walau ternyata masih ada juga para peserta yang pesimis dengan laga yang akan mereka jalani.
Beberapa laga pembuka telah dilaksanakan oleh kelas-kelas tetangga. Dan tiba saatnya untuk kelas Sipil B ’10 unjuk gigi. Kali ini yang bertanding terlebih dahulu adalah pasangan Dimas Aditya dan Aldi Ritonga yang berada di cabang Tenis Meja. Pertandingan melawan kelas Elektro ’11 yang berlokasi di Laboratorium Teknik. Dan laga yang dilakoni mereka berdua sangat panas, karena di sana gak ada AC. Terutama si Aldi yang semakin panas dan tambah semangat layaknya supporter (dia yang tanding, tapi dia yang bersorak). Dan akhirnya pertandingan pun dimenangkan oleh mereka berdua dengan mudah. Awal yang manis buat Sipil B ’10.  
Berikutnya masuk ke cabang 3 on 3 basket. Dan yang kali ini bertanding adalah Ferry Perdana, Rezky Ara Ari Sinco, dan Gyarno M Suganda serta cadangan Eka Satria Putra. Pertandingan yang kala itu berada di situasi yang paling kritis di bawah teriknya matahari. Namun pertandingan tetap berjalan. Awal babak sangat didominasi oleh Sipil B ’10 hingga turun minum. Dan ketika masuk quarter ke-2 semua berubah. Gak tau kenapa? Tapi itu ring basket perlu di siram kembang 7 rupa, terus di kasi sesajen di bawahnya. Siapa sih yang kecret disitu?!... Dan akhirnya apa yang dicemaskan pun terjadi. Tembakan three point lawan membuat Sipil B ’10 tertinggal. Hingga akhir pertandingan, skor tidak berubah untuk kemenangan tim lawan. Tapi intinya adalah kita kalah dengan sportif dan memakai aturan. Gak asal tubruk sana, tubruk sini. And for you Wasit, lain kali melotot sit waSHIT! (maaf emosi)
 Tak lama selang pertandingan 3 on 3 basket, tibalah saatnya pertandingan yang paling bergengsi yaitu Futsal. Sebenarnya males kali mau buat paragraf untuk sesi laga futsal. Tau sendiri lah kenapa? Ngenes ngeliatnya. ................ Jadi ceritanya, ada dua kubu yang ingin bertanding. Yang satu dari kubu Sipil dan yang satu lagi dari kubu Elektro. Dua tim ini masing-masing punya skuad yang tangguh dan punya penjaga gawang yang spesial. Untuk skuad di kubu Sipil ada si Imam, Eka, Ali, Waklek, Muda, Aldi, Fikri dan Yogi. Dan untuk skuad di Elektro kita gak tau, tapi ada satu yang paling terkenal di skuad mereka. Dia pernah jadi binatang film sebagai aktor monster, yaitu GODZILLA. Lanjut, pertandingan pun dimulai. Detik ke detik, menit ke menit pertandingan semakin berjalan sengit.
 Laga berlangsung keras dan banyak korban berjatuhan. Para penonton semua tegang tapi gak ada satupun yang beli kacang. Sampai akhirnya setengah babak berjalan muncul malapetaka. Malapetakanya, dari tadi orang-orang pada tegang eh malah Dimas asik foto-foto pake kamera Eka. Kampreet!! “GOAAAAAALLLLLLL” sorak sorai dari bangku cadangan lawan. Skor pertama untuk tim lawan. Dan gak lama kemudian “KRIKKRIKKRIK” terdengar suara jangkrik dari bangku cadangan Sipil B ’10. 2-0 untuk keunggulan tim lawan. Lanjut di babak kedua, tim Sipil B ’10 mencoba untuk membalikkan keadaan. Dan setelah beberapa menit melakukan penetrasi, akhirnya kebuntuan itu pun terpecahkan. Hasilnya, tim lawan makin memantapkan papan skor menjadi 3-0. NYAHOK! Tapi paling tidak sebelum laga usai, Eka membuat gol hiburan untuk Sipil B ’10 sehingga skor akhir menjadi 3-1. Dengan begitu gugur sudah harapan si Imam menjadi Topscore.
Menderita kekalahan di cabang bergengsi membuat banyak dari kawan-kawan yang kecewa dan frustasi. Namun masih ada satu pertandingan yang tersisa lagi yaitu catur. Kali ini yang ditunjuk sebagai pesertanya adalah Yogi. Yogi ditunjuk karena hanya dia satu-satunya punggawa Sipil B ’10 yang sering nongkrong di warkop tiap malam. Kali ini pertandingan dilakukan di dalam gedung. Sistem permainannya hanya sekali main dan harus checkmate.
 Langsung skak mati lawan. Jika terjadi remis, pertandingan akan dilanjutkan ulang kembali. Yogi pun masuk ke arena dengan tampangnya yang polos dan pas-pasan seakan tidak ada beban. Kala itu pertandingan agak ngaret dikit, tapi akhirnya pertandingan dimulai juga. Dan sebelum masuk ke cerita pertandingan, ada kisah menarik dari Yogi sehari sebelum pertandingan. Waktu itu tepatnya selasa malam di pekanan. Yogi yang biasa melakukan transaksi perniagaan tiba-tiba melihat sesuatu. Tanpa sengaja dan tidak disengaja, Yogi yang hobinya diatas ini tanpa sadar melihat BINTANG JATUH! Sekali Lagi, BINTANG JATUH!(sengaja diulang biar dramatis). Dan tanpa pikir panjang, ia langsung menutup mata dan berkata dalam hati (make a wish) “Semoga besok menang!”. CRIIINNNNNNGGG... Nah sekarang lanjut ke pertandingan. Laga yang dilakoni si Yogi bagai tak ada tekanan. Ia mampu mengatasi semua serangan lawan. Dan masih bersikap tenang dan santai. HEBAT! Beruntung ia tak lupa meletakkan posisi benteng pada tempatnya. Dan tak memakan waktu yang cukup lama, akhirnya pertandingan usai. Yogi menang dengan biasa saja.
Flashback ke cerita Yogi..
“Semoga besok menang!”
Teringat kalimat diatas punya arti yang sebenarnya kalau dikaji lebih dalam ternyata bukan merupakan doa untuk bersama. Melainkan doa untuk diri sendiri. Coba anda lihat dan baca dengan seksama. Adakah makna dari kalimat diatas yang ditujukan untuk kemenangan bersama? Kesalahannya hanya kurang satu kata “kita” yang seharusnya diselipkan diantara kata “besok” dan “menang”. Dan itu sudah membuktikan kalau yang suka main tunggal di kelas ternyata si Yogi. Jadi wajarlah kalau cuma dia yang menang. Hah.. TIPIS, mentang-mentang udah jadi kernet Kurnia Bakti!
Demikian hari pertama Teknik Cup berlalu. Hanya menyisakan dua kandidat di cabang tenis meja dan catur yang besok akan berlaga lagi. Tidak ada kata kalah dalam kemenangan, tapi selalu ada kata menang dalam kekalahan. Kalau lagi menang ya pasti semua bilang “menang”. Dan kalau kalah pasti semua bilang “lain kali pasti menang”. Goodbye Futsal and Basket..

#sing   I’m Sorry Goodbye..

Hari kedua Teknik Cup. Tapi sudah tidak ada lagi dari kawan-kawan yang berminat untuk mendukung apalagi melihat langsung pertandingan. Semua galau gara-gara kemarin. Dan sangat berbeda sekali suasana yang ada pada kubu Sipil B ’10. Sungguh disayangkan. Lanjut, pertandingan yang tersisa untuk dua kandidat yang masih bertahan bagi Sipil B ’10. Pertandingan pertama Tenis Meja akan segera dimulai. Panitia sudah memanggil peserta agar segera hadir di lapangan. Tapi, ada kekacauan teknik yang terjadi. Si Dimas gak ada di tempat. Gak ada yang tau dia dimana. Di SMS gak diangkat, di telepon gak dibalas. Bolak-balik manager Sipil B ’10 menghubungi, tapi tak ada jawaban sama sekali dari Dimas. Benar-benar gawat dan terancam di Diskualifikasi. Panitia sudah memberikan kelonggaran waktu. Tapi sayang, Dimas tidak muncul juga. Dan apa boleh buat, sanksi pun ditegakkan. Lo.. Gue.. DIS!
Sipil B ’10 hanya bisa menatap langit. Berharap ada bintang jatuh lagi. Tapi sayang, hari itu gak mungkin ada bintang jatuh karena waktunya masih siang hari. Sungguh tragis. Dan harapan hanya tinggal satu-satunya dibebankan kepada sang maestro Yogi. Yogi yang kala itu seperti biasa berada pada kondisi yang fit. Sangat yakin untuk memenangkan laga. Dan tak lama giliran Yogi dipanggil keatas arena. Kali ini lawan Yogi adalah dari kelas tetangga yaitu Sipil A ’10. Pertandingan pun dimulai. Awal yang bagus bagi Yogi. Tapi berselang beberapa menit keadaan semakin sulit. Sepertinya lawan mengerti taktik si Yogi. Yogi pun bertarung dengan segenap jiwa raga untuk mengatasi perlawanan lawan. Baru kali ini Yogi berada pada kondisi yang kritis. Laga yang sangat sengit. Sampai-sampai bidak kuda jalannya bukan leter L lagi tapi M, saking sulitnya untuk berpikir.  Dan banyak sekali penonton yang ikut merasakan ketegangan mereka berdua. Ini menjadi laga yang prusial. Dan sampai di titik itu, kesalahan pun terjadi. Kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan Eka saat melakukan sesi pemotretan. Padahal banyak sekali teman-teman disitu, tapi gak ada satupun yang dia foto. TIPIS!
Laga yang berlangsung imbang itu akhirnya dimenangkan oleh anak Sipil A ’10 dengan agregat 3-2. Sungguh pertandingan yang sangat menguras mental dan pikiran. Benar-benar menarik. Give applause to Yogi.. You are the best!
Well, dengan begini sirna sudah perjuangan untuk mendapatkan gelar. Yang penting semua turut merasakan kompetisi ini. Tinggal menunggu Teknik Cup yang akan datang. Dan paling tidak kita sudah ikut meramaikan ajang ini. Hahaha.. Sekian.

#sing   Someone like you..

Allright, dari pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meraih kesuksesan butuh kerja keras. Tidak menganggap sepele untuk apa yang ingin dicapai. Serta sangat diperlukannya pemahaman masing-masing karakter kawan agar timbul kekompakan yang solid. Jangan telalu ambisius, karena yang kita cari sebenarnya bukan sekedar kemenangan tapi juga kebersamaan yang akan selalu membuat kemenangan itu lengkap dinikmati bersama. GO GO SIBIO!

Kutipan dari buku BIGBOSS : A Champion is someone who gets up even when they can’t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
ini adalah blog sebagai forum para member di kelas sipil B untuk menyalurkan semua ide dan kreatifitasnya. tidak hanya itu, semua hal yang bersangkutan mengenai teknik sipil dapat kita bahas dan kita pelajari bersama melalui media ini.